Pohon Waru Adalah

Menyembuhkan Luka Luar

Daun waru mempunyai khasiat lain untuk membantu menyembuhkan luka. Daun waru memiliki sifat antiseptik, sehingga dapat membunuh kuman. Alhasil, dapat meredakan penyakit kulit dan menyembuhkan luka. Akan tetapi, masih belum terdapat penelitian yang menunjukkan efektivitas daun waru terhadap jenis penyakit kulit apa saja yang dapat diobati oleh tanaman waru ini

Adakah efek samping daun waru?

Meskipun daun waru terkenal akan banyak manfaatnya bagi kesehatan, tetapi mengkonsumsi daun waru juga dapat menimbulkan efek samping. Diharapkan kepada ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui untuk menghindari mengkonsumsi daun waru. Sebab, dapat memicu keguguran pada ibu hamil dan kurang baiknya campuran daun waru pada ASI. Pastikan sebelum mengkonsumsi daun waru, anda sudah berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.

Penulis: Rayhand Arif Ferdian

Referensi dan rujukan yang digunakan dalam tulisan ini adalah:

Dilliarosta, S. (2020). Pemahaman Pemahaman Masyarakat Pantai Gajah Kelurahan Air Tawar Barat terhadap Pemanfaatan Pohon Waru. SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching, 3(1), 1-6.Indra, R. (2021). Ini 3 Manfaat Daun Waru Untuk Mengatasi Asam Lambungmu. . Diakses pada tanggal 14 November 2022.Kinho, J., Arini, D. I., Tabba, S., Kama, H., Kafiar, Y., Shabri, S., & Karundeng, M. C. (2011). Tumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara jilid i. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.Lestari, K. (2020). 8 Manfaat Daun Waru Untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya. SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-daun-waru-yang-akan-membuat-anda-kagum. Diakses pada tanggal 14 November 2022.Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam serat primbon jampi jawi jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(2), 73-91.Savenny, D. U., & Dilliarosta, S. (2020). Konservasi Alam Mengenai Pohon di Daerah Padang. SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching, 3(1), 19-29.Susanto, W., Soendjoto, M. A., & Zaini, M. (2019). Kajian struktur populasi waru (Hibiscus tiliaceus) di Kawasan Hutan Pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut AUT. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. (Vol. 4, No. 3, pp. 618-621).Suwandi, Rina Laksmi H. (2014). Perbanyakan Vegetatif Dan Penanaman Waru (Hibiscus tiliaceus). IPB Press: Bogor.Rahayu, M. I. (2020). 12 Manfaat Daun Waru Untuk Kesehatan dan Kecantikan. DokterSehat. https://doktersehat.com/herbal-a-z/pengobatan-alternatif/manfaat-daun-waru/. Diakses pada tanggal 14 November 2022.

Menyehatkan Saluran Pencernaan

Daun waru mengandung zat musilago dan antimikroba yang dapat melapisi dinding saluran pencernaan. Zat tersebut dapat melapisi tenggorokan sehingga tidak rentan mengalami luka maupun radang.

Daun waru juga memiliki antioksidan yang dapat melindungi bagian dinding mukosa lambung agar tidak mengalami gangguan fungsi karena asam lambung naik. Dapat diketahui juga jika daun waru memiliki manfaat untuk mengobati diare berdarah dan amandel yang membengkak.

Pohon waru mempunyai beragam manfaat masyarakat. salah satunya dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Penasaran dengan pohon waru? Berikut penjelasan mengenai klasifikasi taksonomi, ciri-ciri dan manfaatnya secara lengkap, yuk simak!

Pohon Waru (Hibiscus tiliaceus) adalah jenis tumbuhan kapas-kapasan yang dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan berbagai tempat. Tanaman waru ini juga merupakan salah satu tanaman herbal yang tumbuh subur di Indonesia, yang mana memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Oleh sebab itu, tanaman waru sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Dari zaman dahulu, nenek moyang kita telah menggunakan tanaman waru sebagai obat-obatan tradisional. Adapun beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh tanaman waru, yaitu akarnya dapat dijadikan pendingin untuk menangani demam, daunnya dijadikan sebagai obat batuk, diare, dan amandel.

Oh iya, bunganya juga bisa digunakan sebagai obat masuk angin dan sudah didukung oleh penemuan beberapa ahli yang menyatakan tanaman waru memiliki zat emolien, protein, serta zat tanin (Savenny dan Dilliarosta, 2020).

Selain memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, pohon waru juga sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan maupun pantai. Masyarakat lokal sendiri sangat menyukai tanaman ini, karena memiliki pertumbuhan akar yang tidak merusak bangunan dan jalanan di sekitarnya. Serta, manfaatnya yang besar bagi kesehatan masyarakat dan menghasilkan bunga berwarna kuning cerah yang indah.

Pohon waru disarankan untuk ditanam di daerah pantai, di mana pohon ini sering terdapat di daerah tropik dan tumbuh berkelompok di pantai berpasir atau daerah pasang surut. Pohon waru di daerah pantai dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh, dan pagar hidup atau pemecah angin di sepanjang tepian pantai untuk menahan abrasi (Kinho et al., 2011).

Pohon waru termasuk kedalam genus Hibiscus, yang mana memiliki banyak jenisnya. Adapun beberapa jenis pohon waru selain (Hibiscus tiliaceus), yaitu seperti: Waru Gunung (Hibiscus similis), Waru Lanang (Hibiscus macrophyllus), Waru Landak (Hibiscus mutabilis), dan Waru Laut (Thespesia populnea). Perbedaan dari berbagai jenis pohon waru ini terletak pada bentuk pohon dan daunnya.

Waru gunung memiliki kelenjar tulang daun yang lebih jauh dari pangkal, sedangkan waru landak daunnya berdekatan dengan pangkal dan memiliki ukuran daun yang lebih kecil dari pada jenis daun waru lainnya.

Tanaman waru sendiri berasal dari daerah tropik di Pasifik barat, yang sekarang sudah tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama, yaitu seperti hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood (bahasa Inggris).

Sementara, di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama, seperti: baru (Gayo, Belitung, Madura, Sumba, Sumatera); waru (Sunda, Jawa, Bali, Bugis), haru, faru (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.

Baca juga: 10+ Pohon Peneduh Rumah yang Cocok untuk Halaman

Ciri-ciri Morfologi Pohon Waru

Pohon Waru mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari tumbuhan lain. Adapun beberapa bentuk morfologi dan ciri-ciri pohon waru, yaitu sebagai berikut:

Akar pohon waru berbentuk tunggang dan berwarna putih kekuningan. Akar waru disukai oleh masyarakat, karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya.

Pohon waru  (Hibiscus tiliaceus) memiliki batang yang mampu tumbuh mencapai 5-15 meter. Karakteristik dari batang waru, yaitu memiliki kayu yang keras, berbentuk bulat, bercabang banyak, dan berwarna coklat. Batang pohon waru mengikuti kondisi tanah, dimana jika tanah berada di daerah subur maka batangnya akan lurus. Sedangkan, jika pada tanah yang kurang subur maka batangnya cenderung tumbuh membengkok.

Batang kayu waru biasanya dimanfaatkan sebagai peneduh di pekarangan, kayu sebagai perkakas rumah tangga dan pembuatan rangka bangunan.

Daun waru merupakan bagian dari pohon waru yang memiliki banyak manfaat, khususnya untuk kesehatan. Daun dari pohon waru memiliki karakteristik bertangkai, termasuk jenis daun tunggal, dan berbentuk jantung atau bundar telur dengan diameter sekitar 19 cm. Daun tanaman ini memiliki tulang berwarna hijau di bagian bawahnya dan terdapat rambut abu-abu rapat.

Bunga waru memiliki tandan sebanyak 2-5 kuntum bunga yang daun kelopak tambahannya bertaju sekitar 8-11 bunga. Bunga waru ini berwarna kuning sampai jingga muda dengan noda ungu pada pangkal mahkota bagian dalamnya.

Daun mahkota bunga tanaman waru berbentuk seperti kipas yang berkuku pendek dan lebar. Pada saat bunga mulai tua, warna dari bunga waru ini akan mengalami perubahan menjadi kuning kemerah-merahan dan akhirnya menjadi merah.

Buah pada pohon waru memiliki karakteristik berbentuk bulat seperti telur, berambut lebat. Selain itu, buah waru memiliki lima ruang dengan panjang sekitar 3 cm, memiliki bakal biji di setiap buah yang berjumlah banyak dan buahnya berwarna coklat muda.

Baca juga: 10+ Manfaat Pohon Bambu bagi Lingkungan, Manusia, dan Kesehatan

Pohon waru memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Adapun manfaat pohon waru yaitu dapat menjadi tanaman peneduh dan tanaman pelindung abrasi di daerah pesisir.

Waru berperan sebagai tanaman peneduh lantaran pohon ini memiliki batang dan daun yang banyak, sehingga dapat menahan pancaran sinar matahari yang membuat berada dibawah pohon ini menjadi lebih sejuk. Pohon waru juga dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung karena memiliki kemampuan bertahan yang tinggi. Maksudnya, toleran terhadap kondisi kering dan kondisi tergenang, sehingga kuat untuk menahan terpaan ombak.

Daun dari pohon waru sendiri mempunyai banyak manfaat, khususnya pada kesehatan. Pada zaman dahulu, daun waru dimanfaatkan dan dikenal oleh nenek moyang kita sebagai obat tradisional. Masyarakat bahkan telah memakan dan mengolah daun waru untuk mengobati beberapa penyakit. Beberapa manfaat daun waru bagi kesehatan manusia antara lain:

Ambil Langkah Nyata dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan HANYA 10 RIBU RUPIAH

LindungiHutan telah dipercaya 40 ribu sahabat alam untuk menanam pohon dengan mudah, transparan, dan berkelanjutan. Kami menjalin kerja sama dengan puluhan petani bibit dan masyarakat sekitar hutan untuk memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Waru (Hibiscus tiliaceus)

2. Klasifikasi tumbuhan

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Malvales Suku : Malvaceae Marga : Hibiscus Jenis : Hibiscus tiliaceus

3. Deskripsi Tumbuhan

Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

4. Habitat dan Penyebaran

Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

5. Kandungan Kimia dan Kegunaan tumbuhan Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat batuk, obat diare berdarah/berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk obat trakhoma dan masuk angin (Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995). Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tanin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

6. Penelitian Antikanker

Chen et al. (2006) mengisolasi beberapa senyawa dari kulit batang waru, yaitu : skopoletin baru (hibiscusin), amida baru (hibiscusamide),  bersama 11 senyawa yang telah dikenall yaitu asam fanilat, P-hydroxybenzoic acid, syringic acid, P-hidroxybenzaldehyde, scopoletin, N-trans-feruloytyramine, N-cis-feruloytyramine, campuran beta-sitosterol dan stigmasterol, campuran sitostenone dan stigmasta-4,22-dien-3-one. Dari uji sitotoksik senyawa-senyawa tersebut, terdapat tiga senyawa yang mempunyai aktivitas antikanker sangat baik terhadap sel P-388 dan  atau sel HT-29 secara in vitro dengan nilai IC 50 < 4 < µg/ml. Daftar Pustaka Chen JJ, Huang SY, Duh CY, Chen IS, Wang TC, Fang HY., 2006, A new cytotoxic amide from the stem wood of Hibiscus tiliaceus, Planta Med., 72(10):935-8 Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995

Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991

Kontributor : Edison Chrisnanto, Nur Ismiyati, Berlian Dwi Medayati

Editor: Sarmoko, Endang sulistyorini,  Rina Maryani, Nur Asyiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Waru adalah nama tetumbuhan dengan bentuk daun yang khas, yakni seperti jantung (hati) yang bundar. Beberapa spesies tumbuhan yang menggunakan nama ini, di antaranya adalah:

Nama-nama tempat, yang kemungkinan diturunkan dari perkataan waru, di antaranya:

Publish Senin, 23 September 2024

Waru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kecamatan ini berbatasan dengan Kota Surabaya, dan di kecamatan ini terdapat Terminal Purabaya, terminal bus terbesar di Indonesia. Di sisi utara kecamatan ini terdapat Bundaran Waru, yang merupakan pintu gerbang utama Kota Surabaya dari arah barat daya (Mojosari/Ngawi/Kediri/Solo/Yogyakarta) dan dari arah selatan (Malang/Banyuwangi).

Batas wilayah, Kecamatan Waru berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu :

Kecamatan Gedangan, Kecamatan Sedati

Pembagian Administratif :

Kecamatan Waru terdiri atas 17 Desa, yaitu:

Pohon Waru sebaiknya ditanam di mana?

Pohon waru disarankan untuk ditanam di daerah pantai, di mana pohon ini sering terdapat di daerah tropik dan tumbuh berkelompok di pantai berpasir atau daerah pasang surut.

Petunjuk perawatan khusus bonsai Waru

Waru umumnya ditempatkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari penuh sepanjang tahun, terutama bagi bonsai Waru dewasa yang daunnya akan dikecilkan. Namun Waru juga bisa ditempatkan di setengah keteduhan seperti teras atau di dalam rumah di dekat jendela yang terkena sinr matahari, tetapi daunnya akan cenderung besar, sehingga tempat terbuka lebih diutamakan.

Waru adalah tanaman yang menyukai banyak air. Jadi jangan lupa untuk selalu melakukan penyiraman bila media tanam telah nampak kering. Waru tahan terhadap air yang sedikit payau. Terus baca tentang menyiram Bonsai.

Pakai pupuk organik padat sekali tiap bulan atau pupuk cair sekali tiap minggi. Bisa juga dipakai pupuk organik yang dilepaskan secara bertahap seperti Dekastar yang bisa dipergunakan sekali tiap tiga bulan.

Pemangkasan dan pengawatan

Waru adalah tanaman yang cepat sekali tumbuh, terutama sewaktu tanaman masih muda di awal pembentukan. Sedikit pengawatan harus dilakukan sebelum cabang terlalu besar dan kaku. Namun harus segera dilakukan pembukaan kawat bila nampak kawat mulai melukai kulit. Pemotongan dilakukan setelah cabang mencapai besaran yang dikehendaki untuk merangsang tumbuhnya ranting ranting. Pemangkasan daun harus sering dilaksanakan agar timbul ranting ranting dan sekaligus pengecilan daun. Daun yang besar akan menghalangi masuknya sinar matahari pada ranting ranting yang mulai tumbuh, sehingga perlu dilakukan pemotongan daun tersebut sehingga tumbuh ranting ranting kecil yang banyak dengan daun daun yang relatif kecil. Terus baca tentang memangkas Bonsai.

Pergantian media tanam

Bahan bonsai muda membutuhkan pergantian media tanam satu kali dalam setahun, kemudian menjadi sekali tiap dua tahun. Sementara untuk Bonsai Waru yang sudah dewasa atau matang, penggantian media tanam bisa dilakukan sekali tiap tiga sampai lima tahun. Terus baca tentang penggantian media tanam/pot Bonsai.

Waru paling mudah diperbanyak dengan cara stek dan cangkok, walaupun perbanyakan dengan biji juga bisa dilakukan.

Penyakit yang bisa menyerang adalah bubuk putih seperti yang menyerang Bonsai Wahong. Tetapi Waru memiliki ketahanan yang lebih kuat sehingga dengan penyemprotan insektisida biasa dan pembersihan dengan semprotan air bisa menghilangkan hama ini. Selain itu daun Waru sering dimakan oleh belalang. Untuk keterangan lebih lanjut pada teknik teknik itu, periksa Halaman perawatan Bonsai kami.

Hibiscus tiliaceus (Bonsai Waru)

Penjelasan umum tentang Bonsai Waru

Daun bertangkai dan berbentuk hati dengan diameter 15 – 20 cm. Bunga berwarna kuning dengan diameter sekitar 10 cm yang terdiri dari lima pias dan intinya berwarna ungu. Buahnya lonjong dengan ujung lancip yang terdiri dari lima kotak yang berisi banyak biji kecil. Waru banyak dipakai sebagai pohon peneduh jalan ataupun pematang sawah. Kulit waru berwarna coklat muda dan berangsur makin menua dengan bertambahnya usia dengan tekstur berbintil yang kasar setelah tua. Karena daunnya yang besar, semula waru tidak dimanfaatkan sebagai bonsai, baru kemudian di sekitar tahun 2000 setelah melihat bonsai Waru dari Taiwan dengan daun yang sangat kecil, barulah Waru dipakai sebagai bahan bonsai. Ada beberapa jenis Waru, yaitu Waru lokal biasa, yang berdaun kemerahan dan Waru bibit dari Taiwan yang berdaun sedikit lebih tebal. Waru bibit India kemungkinan adalah bibit dari Taiwan yang dibawa ke India dan kemudian dibawa ke Indonesia. Yang terang daun waru taiwan atau India sedikit lebih tebal dari waru lokal.

Copyright @ 2024 detikcom. All right reserved

Selamat datang Di Forum VIP Pohon4D , Informasi mengenai kendala Login dan Info terupdate terkhusus pengguna VIP Pohon4D.Minimal Dp : 10RBMinimal Withdraw : 50RB Link Alternatif : https://pohon4dsanur.id/

You are invited to the group POHON VIP. Click above to join.

TKB0 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 0 (nol) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;

TKB30 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;

TKB60 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 60 (enam puluh) harikalender terhitung sejak jatuh tempo;

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;

Klasifikasi Pohon Waru

Taksonomi Pohon Waru (Hibiscus tiliaceus) sebagai berikut: